Menuju profil wanita islam sejati
Ketiga, ------------- wanita Islam yang hijrah. Wanita seperti ini dibesarkan dalam alam atau lingkungan yang tak mengenal Islam. Seperti mereka yang hidup di Eropa, Amerika, dan semacamnya. Mereka banyak menemui kesulitan dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Hidup dalam masyarakat asing yang moralnya rendah itu, membuatnya banyak menghadapi kendala dan dosa. Karena itu, perlu mendapat gemblengan keyakinan yang lebih mendalam terhadap ajaran Islam yang universal dan sabar dalam menghadapi resiko kebenaran yang disandangnya. Keempat , ------------- wanita Islam barat minded. Ia banyak tertipu karena kekagumannya terhadap barat. Ia tak segan-segan berkiblat ke barat dalam segala hal. Meskipun ia beragama Islam, tetapi ia memandang Islam sebagai suatu sistem yang kolot dan mengikatnya. Ia ingin lepas dan bebas, sebebas-bebasnya seperti wanita di barat. Ia tidak mau menerima 'metoda langit', syari'at Allah yang diturunkan padanya karena menganggap bukan masanya untuk seperti itu lagi. Ia tertipu kata-kata modern yang kerap diucapkan kepadanya. Fikriyah (pemikiran), ruhaniyah(rohani), dan jasadiyah (tubuh) telah menjadi barat. Kelima, ------------- wanita Islam sejati. Ia sosok muslimah yang berupaya melaksanakan Islam secara kaffah (keseluruhan). Ia shalihat, qanitat (taat), hafizhat (dapat menjaga diri). Ia selalu menapak tilas pada pribadi muslimah sejati di masa Rasulullah dan sesudahnya, tanpa kehilangan karakteristiknya sendiri. Ia taat pada Allah dan RasulNya atas segala seruan. Ia berdaya guna bagi dirinya, keluarganya, lingkungan sektarnya, dan ummat. Ia tak pernah berhenti berdzikir dan berpikir. Ruhani, jasad, dan pikirannya telah tercelup dalam sibghatullah (QS. 2 : 138). Ia teguh dan istiqamah di jalan Allah walau apapun yang terjadi, baginya keridhaan Allah atas dirinya dan segalanya. ------------- Demikianlah lima tipe wanita Islam pada hari ini. Mungkin dengan ini wanita muslimah dapat memperkirakan di mana kita berada. Sudahkan kita menjadi muslimah yang baik, yang sejati? Ataukah kita hanya sekedar 'benda' yang menjadi obyek bulan-bulanan musuh-musuh Allah? *** Konspirasi dan Globalisasi Nilai-Nilai Jahiliyah Menghantam Wanita Islam Sesungguhnya Mahabenar Allah yang dengan tegas bersabda dalam Al-Qur'an bahwa musuh-musuh Islam akan selalu berupaya dengan berbagai cara agar kita mengikuti millah (sistem hidup) mereka, hingga mereka ridha (QS. Al-Baqarah : 120), serta mereka akan selalu memerangi Islam dan segala yang berbau Islam, kalau dapat memurtadkan kita dari Islam (QS. 2 : 217 dan 85 : 8). Sungguh Mahabenar Allah. Sesungguhnya fenomena muslimah hari ini kebanyakan telah menyimpang jauh dari Allah dan RasulNya, dan kehilangan jati dirinya sebagai muslimah adalah hasil dari rekayasa mereka yang menghendaki ajaran Islam itu kabur, sulit dipahami, dan terkesan kolot (terbelakang) serta menghambat kemajuan. Para musuh Allah ini telah mengangkat isu-isu hak asasi, kebebasan, emansipasi, dan modernisasi untuk menghantam para muslimah. Padahal itu semua mereka lancarkan untuk kehancuran moralitas wanita secara umum dan muslimah secara khusus. Segala media dikerahkan, segala daya dicurahkan agar isu-isu ini termakan oleh para muslimah. Para muslimah dicekoki dengan warna mereka (baca : Barat, Yahudi, materialis, liberalis, dan semacamnya). Para intelektual Barat dikerahkan untuk mengangkat isu-isu tersebut dengan menjelek-jelekkan dan menghujat Islam. Dan bila dikatakan kepada mereka, "Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab : 'Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang ingin mengadakan perbaikan.' Ingatlah sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi, tetapi mereka tiada sadar." (QS. 2 : 11-12). Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut-mulut mereka. Dan Allah telah menyempurnakan cahayaNya walaupun orang-orang kafir benci. (QS. 61 : 8).Untuk mendukung semua itu, mereka pun merekayasa para 'cendekiawan muslim' yang lemah iman untuk mendukung program mereka dan menimbulkan keragu-raguan ummat. Para wanita yang dalam Islam sangat dihormati dan dimuliakan digugat. Aturan-aturan Islam yang tinggi dan sempurna dituding sebagai biang keladi 'terbelakangnya' para wanita Islam. Musuh-musuh Allah yang lantang meneriakkan isu hak asasi, kebebasan, modernisasi, dan persamaan ini pun menyerang masalah poligami, hak menthalaq, hak warisan, masalah hijab, dan sebagainya sebagai hal-hal yang melemahkan Islam. Islam dikatakan telah merendahkan harkat dan martabat wanita, sedang Baratlah yang mengangkat dan memuliakannya. Dan hal ini terus didengung-dengungkan ke seantero dunia dengan modal kekayaan dan kecanggihan media informasi mereka. Kemudian banyak wanita Islam yang terpengaruh dengan isu-isu yang mereka angkat serta public opinion yang mereka bentuk. Para wanita Islam beramai-ramai berusaha keluar dari lingkaran Islam. Tak lagi berpikir, bagaimana menjadi muslimah sejati. Setelah itu apa yang terjadi? Orang-orang yang menawarkan persamaan, hak asasi, kebebasan, dan modernisasi yang pada akhirnya toh hanya menyeret kaum wanita Islam kepada kemaksiatan sebagaimana mereka telah menceburkan kaum wanita mereka sendiri ke arah itu. Para wanita Islam kini dengan 'sukacita' melakukan prostitusi, kumpul kebo, lesbianisasi, aborsi, dan semacamnya. Melepas jilbab dan memamerkan aurat mereka di koran, majalah, televisi, atau di trotoar jalan. Mereka bangga atas pengeksploitasian tubuh mereka itu. Dengan dalih isu-isu itu tadi, para wanita kerap keluar dari ikatan agama dan susila. Mereka pun lantang menyerukan hak-hak wanita dalam gerakan feminisme yang menipu. Musuh-musuh Islam telah menancapkan taring-taring mereka kepada Islam melalui kaum wanitanya sebagai sarana yang paling ampuh. Untuk menghancurkan Islam, mereka menghancurkan dahulu para wanita, para muslimah, para 'tiang' tadi. Maka kini terlihat kerusakan bukan saja pada kaum wanita, tetapi kerusakan moral ummat pun telah terasa. "Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Mereka tak lain hanya mengikuti persangkaan belaka dan mereka tak lain hanya berdusta kepada Allah." (QS. 2 : 116). Pada dasarnya, program mereka memang bukan agar kita berpindah agama, tetapi cukup 'memurtadkan' dengan mengikuti pola kehidupan mereka dan meninggalkan Islam dengan cara yang demikian itu. "Bila ada seseorang yang mengikuti gaya (hidup) suatu kaum yang lain, maka ia termasuk golongan kaum itu." (Al-Hadits). *** Kembali kepada Fitrah Satu-satunya cara menuju profil muslimah sejati harus kembali kepada fitrah, kepada Al-Islam secara utuh (QS. Al-Baqarah : 208). Wanita Islam harus kembali kepada fungsi dan tidak mengabaikan begitu saja peran besar sebagai seorang hamba Allah, sebagai seorang istri, sebagai ibu, sebagai warga masyarakat, dan sebagai da'iyyah. Wanita Islam harus kembali menghidupkan sosok muslimah-muslimah sejati di zaman Rasulullah dalam diri kita. Menjadikannya sebagai teladan kita. Disamping itu, juga harus memperteguh keIslaman dan membentengi diri dari serangan yang dilancarkan musuh Allah lewat berbagai kedok dan tipu muslihatnya. Dengan keislaman yang teguh dan ketaqwaan kepada Allah dan berusaha secara sungguh-sungguh untuk mencapai profil muslimah sejati, maka akan dapat melihat jelas segala tipu daya mereka. Akhimya wanita Islam akan mempunyai furqan. Sesungguhnya jalan kepada pembentukan pribadi muslimah sejati bukanlah jalan yang mulus dan indah. Tetapi jalan yang penuh pendakian dan rintangan, jalan yang penuh onak dan duri, jalan melawan arus globalisasi jahiliyah. Hendaknya kita fahami betul hal ini. Perlu ditekankan, bahwa seorang muslimah yang baik adalah muslimah yang menjadikan muslimah di zaman Rasulullah SAW sebagai cermin dan qudwah kita. Wallahu a'lam. Penulis : M. Idris Abdus Shomad *) Alumnus S1 ,S2, dan S3 Imam Su'ud University, Riyadh. Kembali